Musik memberikan inspirasi, rileksasi dan mencerdasan

Musik merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Selain menghibur, musik dapat pula mencerdaskan manusia dan terapi kesehatan untuk mengobati stress pada manusia. Lantunan Musik biasanya diciptakan untuk menggambarkan keadaan tertentu, baik itu susah, senang, tentang alam atau kehidupan.

Sehingga jika kita bisa menikmati musik sesuai yang kita senangi dapat memberikan suatu inspirasi, ketenangan, bahkan musik dapat mencerdaskan.

Otak manusia terdiri dari dua bagian, otak kiri dan otak kanan. Otak kiri bekerja untuk fungsi logika, sequence, analisa, sedangkan otak kanan bekerja untuk tugas visual, ruang (geometric), creativity, mood, emotion, dan sebagainya. Dalam sebuah laman www.mangucup.net dipaparkan “musik yang bagus akan menghasilkan 'mood' dan emosi yang bagus. Karena dia dapat dianalisa secara matematis, dan logis, maka manusia dapat mengembangkan musik itu lebih baik atau creativity. Agar manusia mendapatkan 'harmony', maka kedua belah otak harus difungsikan.”
Beberapa fungsi musik tersebut amat bermanfaat bagi kecerdasan manusia melalui nada-nada yang dilantumkan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa nada-nada tertentu dapat menstimulasi otak janin di dalam tubuh sang ibu yang sedang hamil. Jika masa kehamilan tersebut si ibu memberikan alunan musik-musik klasik seperti karya Mozart, Sebastian Bach dan sebagainya kepada calon bayinya melalui perutnya, maka akan berdampak positif, dan nantinya akan berdampak pada kecerdasan janin.

Setiap orangtua tentu ingin mempunyai anak yang pandai, cerdas, dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan.

Stimulasi yang paling baik, dalam arti mendapat respons dari janin adalah suara ibu dan musik klasik. Pendapat ini berdasarkan penelitian pada tahun 1980-an yg dilakukan dr Alfred Tomatis, ahli psikolog, dan pendidikan dari Perancis. Penelitian itu menunjukkan, suara ibu dan musik klasik dapat merangsang otak sehingga menimbulkan gerakan motorik tertentu pada janin dan bayi yangg baru lahir. Ketukan musik juga mempunyai efek terhadap kepandaian anak dalam matematika.

Sebuah penelitian juga menunjukkan, apabila seorang ibu yang sedang hamil bekerja di tempat bising, maka kecenderungan akan mempunyai anak yang hiperaktif. Musik klasik dapat memberikan rangsangan pada bayi karena kaya komponen suara atau beragam alat musik yang tergabung di dalamnya. Stimulasi musik klasik ini bisa mulai diberikan sejak janin itu berusia empat bulan. "Pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin jadi sudah bisa memberikan respons pada stimulasi suara," demikian rilis mangucup.net.

Seorang pakar ilmu pengetahuan Murphy (1998) mengemukakan bahwa hubungan manusia, khususnya hubungan orang tua dan anak akan menjadi lebih baik jika komunikasi antara mereka tidak dibatasi oleh komunikasi verbal saja. Adanya komunikasi non-verbal seperti sentuhan, belaian, serta senandung merupakan bentuk yangg amat baik untuk diterapkan di dalam pola pengasuhan anak. Disamping itu musik memiliki dampak terapi dalam pengasuhan, karena musik tidak hanya memberi dampak pada subyek yangg diasuh tetapi juga pada pengasuh.

Dari sebuah jurnal yang dirilis oleh Aditya Setyawan mengungkapkan pada era akhir abad 20 ini, sejumlah pakar ilmu pengetahuan telah memperoleh berbagai bukti tentang manfaat musik bagi kesehatan dan perkembangan manusia, mulai dari proses perkembangan janin sampai pada proses menjelang kematian. musik merupakan salah satu bentuk Stimulus yg dapat merangsang respon bayi pada saat awal kehidupan mereka dan merupakan salah satu bentuk stimulus terakhir yang dikenal seseorang pada saat menjelang ajalnya (Habermeyer,1999).

Murphy mengungkapkan pemanfaatan musik dalam program pengasuhan (MTC = Music Therapeutic Care-giving) merupakan salah satu bentuk program dimana pengasuh (misalnya) menjadi model penyanyi dan anak asuh mengikuti perilaku model untuk menyanyi. Proses ini melibatkan aspek ketaatan dan perkembangan nalar (seperti dengan mengingat syair serta memadu syair dengan gerak tertentu) dan juga merangsang perkembangan emosional yakni hubungan pengasuh dan anak asuh.

Nah pada masa-masa manusia tertentu, musik juga memberikan sumbangan yang besar bagi manusia. Contohnya ketika seseorang yang sedang bekerja dalam waktu yang padat dan amat sibuk, maka media musik yang disukainya bisa dijadikan sebagai media relaksasi, sehingga tingkat stress atau kepenatan dapat dikurangi.

Menurut pemerhati musik Nanok Triyono, kinerja otak yang terlalu berat atau dapat menimbulkan rasa penat bahkan akan berujung pada kondisi pikiran dan emosi yang labil. Fungsi musik dalam situasi ini yakni dapat memberikan stimulus untuk memperingan atau me-refresh kinerja otak tersebut, sehingga dapat mengurangi tingkat stress secara berkelanjutan.

Musik memang sudah menjadi bahasa yang universal, dari tingkat anak-anak sampai orang tua juga tak luput dari kesenangan mendengarkan musik. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tak pernah mendengarkan musik, karena musikalitas sifatnya juga tak terbatas dalam artian suara seseorang berbicarapun juda dapat dikategorikan sebagai musik, bahkan dentuman geledekpun juga memilki nada. Dalam hal ini manusia memang tidak jauh dari musik dan musik juga diciptakan dari karya pemikiran seseorang, oleh karena itu akan tercipta simbiosis mutualisme yang selalu terjaga dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar